Pemberian Obat pada Kulit

0 komentar

Pemberian Obat pada Kulit

Pemberian Obat pada Kulit
Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim,aerosol, sprei).
2. Pinset anatomis.
3. Kain kasa.
4. Kertas tisu.
5. Balutan.
6. Pengalas.
7. Air sabun, air hangat.
8. Sarung tangan.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan, mengompres.
7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati.
8. Cuci tangan.

2.2 Pemberian Obat Topikal pada Kulit
2.2.1 Pengertian
Pemberian obat topikal pada kulit merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan obat yang akan diberikan. Pemberian obat topikal pada kulit memiliki tujuan yang lokal, seperti pada superficial epidermis. Obat ini diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan, bila pemberian per-oral tidak dapat mencapai superficial epidermis yang miskin pembuluh darah kapiler. Efek sistemik tidak diharapkan pada pemberian obat topikal pada kulit ini. Apabila terjadi kerusakan kulit setelah penggunaan obat topikal pada kulit, maka kemungkinan besar efek sistemik akan terjadi.2
Pemberian obat topikal pada kulit terbatas hanya pada obat-obat tertentu karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Keberhasilan pengobatan topical pada kulit tergantung pada:
·         Umur
·         Pemilihan agen topikal yang tepat
·         Lokasi dan luas tubuh yang terkena atau yang sakit
·         Stadium penyakit
·         Konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum
·         Metode aplikasi
·         Penentuan lama pemakaian obat
Penetrasi obat topical pada kulit, melalui: stratum korneum à epidermis à papilla dermis à aliran darah2
Proses penyerapan obat topikal jika diberikan pada kulit, yaitu:
·         Lag phase - hanya di atas kulit, tidak masuk ke dalam darah
·         Rising - dari stratum korneum diserap sampai ke kapiler dermis darah
·         Falling - obat habis di stratum korneum. Jika terus diserap kedalam, khasiatnya akan semakin berkurang
Kurangnya konsentrasi obat yang sampai ke tempat sasaran bisa karena proses eksfoliasi (bagian atas kulit mengelupas), terhapus atau juga karena tercuci.
Faktor-faktor yang berperan dalam penyerapan obat, diantaranya adalah2:
·         Keadaan stratum korneum yang berperan sebagai sawar kulit untuk obat.
·         Oklusi, yaitu penutup kedap udara pada salep berminyak yang dapat meningkatkan penetrasi dan mencegah terhapusnya obat akibat gesekan, usapan serta pencucian. Namun dapat mempercepat efek samping, infeksi, folikulitis dan miliaria jika penggunaannya bersama obat atau kombinasinya tidak tepat.
·         Frekuensi aplikasi, seperti pada obat kortikosteroid yang kebanyakan cukup diaplikasikan satu kali sehari, serta beberapa emolien (krim protektif) yang akan meningkat penyerapannya setelah pemakaian berulang, bukan karena lama kontaknya.
·         Kuantitas obat yang diaplikasi
Jumlah pemakaian obat topikal pada kulit ini harus cukup, jika pemakaiannya berlebihan justru malah tidak berguna. Jumlah yang akan dipakai, sesuai dengan luas permukaan kulit yang terkena infeksi (setiap 3% luas permukaan kulit membutuhkan 1 gram krim atau salep).
·         Faktor lain
Faktor lain seprti peningkatan penyerapan, dapat terjadi apabila:
-     Obat dipakaikan dengan cara digosok sambil dipijat perlahan
-     Dioles searah dengan pertumbuhan folikel rambut
-     Ukuran partikel obat diperkecil
-     Sifat kelarutan dan penetrasi obat diperbaiki
-     Konsentrasi obat yang diberikan tepat
Contoh obat topikal untuk kulit :
1.      Anti jamur    : ketoconazol, miconazol, terbinafin
2.      Antibiotik     : oxytetrasiklin
3.      Kortikosteroid : betametason, hidrokortison
2.2.2 Tujuan
Pemberian obat topikal pada kulit bertujuan untuk mempertahankan hidrasi atau cairan tubuh untuk mencapai homeostasis, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, menghilangkan gejala atau mengatasi infeksi. 2
2.2.3 Jenis
Pemberian obat topikal pada kulit dapat bermacam-macam seperti:
  • ·         Krim
  • ·         Salep (ointment)
  • ·         Lotion
  • ·         Lotion yang mengandung suspensi
  • ·         Bubuk atau powder
  • ·         Spray aerosol.

2.2.4 Keuntungan dan Kerugian
·         Keuntungan
Untuk efek lokal, mencegah first-pass effect serta meminimalkan efek samping sistemik.
Untuk efek sistemik, menyerupai cara pemberian obat melalui intravena (zero-order)
·         Kerugian
Secara kosmetik kurang menarik
Absorbsinya tidak menentu
2.2.5 Alat dan Bahan
-        Troli
-        Baki dan alas
-        Perlak dan alas
-        Bengkok (nierbekken)
-        Air DTT dalam kom
-        Kapas
-        Sarung tangan
-        Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
-        Kassa balutan, penutup plastik dan plester (sesuai kebutuhan)
-        Lidi kapas atau tongue spatel
-        Obat topikal sesuai yang dipesankan (krim, salep, lotion, lotion yang mengandung suspensi, bubuk atau powder, spray aerosol)
-        Buku obat (ISO)
-        Baskom
-        Larutan klorin 0.5% dalam tempatnya
-        Sabun cuci tangan
-        Lap handuk
-        Tempat sampah basah dan kering

hi..!!!

u n me

u n me
 

DIANHUSADA KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea